Hari ini, hari minggu. seperti biasanya, di hari minggu saya punya rutinitas untuk jalan sedikit, mengikis kalori ke arah taman yang letaknya 5 menit jalan kaki dari rumah orang tua saya di kota Bogor yang dikenal dengan nama Taman Kencana. biasanya, sampai disana, saya akan jalan2 sedikit mengitari taman kota, dengan pemanangan hiruk pikuk pedagang makanan dadakan yang memenuhi trotoar sekeliling taman.
diujung sana, ada nasi gudeg komplit yang bisa dinikmati sambil duduk lesehan ditikar diatas rumput hijau. disebelahnya , ada menu ke-belanda2an, seperti klappertart, schootel, lasagna, spagheti, dll dimana penjualnya menambahkan sajian organ tunggal yang dimainkan oleh seorang kakek gaul. disebelahnya ada nasi opor, kebuli, dll. ada juga tempe mendoan, sego liwet dll.
disudut yang lain, penjaja baju anak2 kualitas ekspor menarik perhatian. begitu juga baju muslim dewasa, lumayan banyak peminatnya. ada juga penjual hamster, delman, penjual mainan atau sekedar pameran lukisan atau foto.
yang pasti, wilayah ini sangat ramai di hari minggu. khusus di hari minggu.
namun di hari ini, semua itu tidak dapat saya nikmati lagi. sejauh mata memandang, yang ada hanya satpol pp dan pedagang2 bergerombol disudut2 tertentu yang jelas2 terpaksa ada disana, karena tidak tertata seperti biasanya.
ada apakah ini? adakah yang tidak suka dengan suasana ramai yang cuma ada di hari Minggu di Taman Kencana? kalau benar iya, apa sih alasannya? macet? kumuh? mengotori taman kota? merusak pemandangan?
Hei... ini hari minggu bung, mas, mbak, pak, bu, tuan, nyonya...... 1 hari dalam seminggu, merasakan ketidaknyamanan relatif di atas...kenapa harus keberatan?
yah.. hati cuma bisa bertanya, mulut cuma bisa bergumam, tidak ada niatan juga untuk serius bertanya ke pihak2 terkait yang entah dimana harus menghubungi..., hanya bisa menyesali, kenapa kesenangan sehari dalam 1 minggu itu harus berakhir sampai disini.. di Taman Kencana..
apakah ini perasaan kekecewaan saya seorang? atau ada juga yang merasakan hal yang sama?
Dini dBC melaporkan dari Taman Kencana Bogor
Join my network at dBC-N
diujung sana, ada nasi gudeg komplit yang bisa dinikmati sambil duduk lesehan ditikar diatas rumput hijau. disebelahnya , ada menu ke-belanda2an, seperti klappertart, schootel, lasagna, spagheti, dll dimana penjualnya menambahkan sajian organ tunggal yang dimainkan oleh seorang kakek gaul. disebelahnya ada nasi opor, kebuli, dll. ada juga tempe mendoan, sego liwet dll.
disudut yang lain, penjaja baju anak2 kualitas ekspor menarik perhatian. begitu juga baju muslim dewasa, lumayan banyak peminatnya. ada juga penjual hamster, delman, penjual mainan atau sekedar pameran lukisan atau foto.
yang pasti, wilayah ini sangat ramai di hari minggu. khusus di hari minggu.
namun di hari ini, semua itu tidak dapat saya nikmati lagi. sejauh mata memandang, yang ada hanya satpol pp dan pedagang2 bergerombol disudut2 tertentu yang jelas2 terpaksa ada disana, karena tidak tertata seperti biasanya.
ada apakah ini? adakah yang tidak suka dengan suasana ramai yang cuma ada di hari Minggu di Taman Kencana? kalau benar iya, apa sih alasannya? macet? kumuh? mengotori taman kota? merusak pemandangan?
Hei... ini hari minggu bung, mas, mbak, pak, bu, tuan, nyonya...... 1 hari dalam seminggu, merasakan ketidaknyamanan relatif di atas...kenapa harus keberatan?
yah.. hati cuma bisa bertanya, mulut cuma bisa bergumam, tidak ada niatan juga untuk serius bertanya ke pihak2 terkait yang entah dimana harus menghubungi..., hanya bisa menyesali, kenapa kesenangan sehari dalam 1 minggu itu harus berakhir sampai disini.. di Taman Kencana..
apakah ini perasaan kekecewaan saya seorang? atau ada juga yang merasakan hal yang sama?
Dini dBC melaporkan dari Taman Kencana Bogor
Join my network at dBC-N